Apa yang Dimaksud Penalaran Deduktif dan Induktif? Ini Penjelasan dan Contohnya!

Table of Contents

  



Jenius people pernah membaca seri Sherlock Holmes, siapa nih disini yang suka dengan tokoh fiksi itu? Tokoh yang dikenal sebagai detektif dan bertempat tinggal di Baker Street, yang memiliki penalaran logika yang sangat aduhai mengesankan.

Melalui TKP yang ia lihat, Sherlock Holmes dapat menghasilkan hipotesis, mengumpulkan observasi, dan langsung menarik kesimpulan, dimana kesimpulan itu dapat mengungkap identitas penjahat satu persatu.

Tau gak sih, kalau sebenarnya penalaran yang sering digunakan Sherlock adalah jenis penalaran deduktif, tapi kadang juga ia mengandalkan penalaran induktif, jadi sebenarnya apa sih penalaran deduktif dan induktif? 

Yuk baca apa maksud dari kedua penalaran itu yang dikutip dari Live Science, siapa tau jenius people jadi Sherlock Holmes kedua, ihiy.

Apa itu Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif adalah suatu bentuk dasar penalaran yang menggunakan premis umum ke khusus untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

Misalnya: Semua laba-laba berkaki delapan, tarantula berkaki delapan, maka kesimpulannya, tarantula adalah laba-laba.

Umum – Teori – ke yang Spesifik

Menurut Sylvia Wassertheil Smoller yaitu peneliti dan profesor emerita di Albert Einstein College Medicine mengatakan, teori dan hipotesis dibangun berdasarkan pengetahuan masa lalu dan aturan yang diterima, kemudian diuji apakah prinsip-prinsip yang diketahui berlaku untuk kasus tertentu.

Penalaran deduktif dimulai dengan premis pertama yang diikuti premis kedua, kemudian mengarahkan pada kesimpulan.

Misalnya:         Premis pertama: Setiap A adalah B

                             Premis kedua :C  adalah A

                             Kesimpulan : C adalah B

Namun, penalaran deduktif bisa terjadi kesalahan apabila premis yang digunakan salah, seperti, premis pertama: semua laki-laki botak adalah kakek. Premis kedua: Andi itu botak, sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah Andi adalah seorang kakek.

Bagaimana jika andi itu sebenarnya bayi, tapi karena premis pertama yang salah maka menghasilkan kesimpulan yang salah juga.

Contoh Penalaran Deduktif

  • Premis pertama : Semua mamalia mempunyai tulang punggung.
  • Premis kedua : Manusia adalah mamalia.
  • Kesimpulan: Manusia mempunyai tulang punggung.

  • Premis pertama : Semua burung bertelur.
  • Premis kedua  Merpati adalah burung.
  • Kesimpulan: Merpati bertelur.

  • Premis Pertama: Semua tumbuhan melakukan fotosintesis.
  • Premis kedua : Kaktus adalah tumbuhan.
  • Kesimpulan: Kaktus melakukan fotosintesis

Apa itu Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah penalaran yang menggunakan pengamatan spesifik dalam menarik kesimpulan yang umum dan diterapkan secara lebih luas.

Menurut University of Illinois, penalaran induktif menggunakan pendekatan bottom-up untuk menghasilkan premis, atau hipotesis baru, berdasarkan pola yang diamati

Spesifik – Umum

Dalam penalaran ini, biasanya melakukan banyak observasi, mengamati suatu pola, membuat generalisasi, dan menyimpulkan penjelasan atau teori.

Dalam penelitian, penalaran yang digunakan merupakan interaksi dari penalaran deduktif dan induktif, hal itu akan membuat suatu kesimpulan minim kesalahan.

Hal itu karena setiap penalaran juga menghasilkan kesalahan termasuk penalaran induktif. Misalnya, penguin adalah burung, penguin tidak bisa terbang. Oleh karena itu, tidak ada burung yang bisa terbang.

Terlepas dari keterbatasan tersebut, penalaran induktif biasanya digunakan dalam metode ilmiah, dan para ilmuwan menggunakan untuk membentuk hipotesis dan teori.

Contoh Penalaran Induktif

  •  Data: Saya melihat kunang-kunang di halaman belakang rumah saya setiap musim panas.
  • Hipotesis: Musim panas ini, saya mungkin akan melihat kunang-kunang di halaman belakang rumah saya.
  • Data : Saya cenderung masuk angin ketika orang di sekitar saya sakit.
  • Hipotesis: Pilek menular.
  • Data: Setiap anjing yang saya temui ramah.
  • Hipotesis: Kebanyakan anjing biasanya ramah.


Demikian penjelasan penalaran deduktif dan induktif, semoga dapat bermanfaat untuk jenius people!

                                


Posting Komentar