Bagaimana Otak Bekerja Saat Jatuh Cinta?
Hey guys, siapa di sini yang lagi bucin berat? Jatuh cinta emang bikin dunia serasa milik berdua.
Tapi pernah nggak sih kalian kepo apa yang sebenernya terjadi di otak kita pas lagi jatuh cinta? Yuk, kita bedah bareng gimana cinta bisa bikin otak kita jungkir balik!
Sebelum kita lanjut, penting nih buat tahu kalau cinta itu banyak jenisnya. Dikutip dari Live Science, Dr. Gül Dölen dari Johns Hopkins University bilang, orang Yunani dulu punya enam kata buat cinta, beda-beda dari cinta romantis sampai persahabatan.
Misalnya, ada “eros” buat cinta yang penuh hasrat dan seksual, “philia” buat persahabatan yang mendalam, dan “agape” buat cinta yang universal dan tanpa pamrih.
Jadi, nggak semua cinta itu sama, gengs! Dengan memahami berbagai jenis cinta ini, kita bisa lebih mengerti gimana otak kita merespon setiap jenis cinta yang berbeda.
Kerja Otak Saat Jatuh Cinta
Pas kita lagi jatuh cinta, otak kita ngeluarin bahan kimia tertentu dari beberapa bagian otak. Salah satu yang paling penting itu hipotalamus, bagian otak kecil tapi powerful yang ngeluarin oksitosin, alias "hormon cinta."
Oksitosin ini bikin kita jadi merasa lebih dekat dan terikat sama orang yang kita sayang. Hormon ini keluar pas kita pelukan, ciuman, atau bahkan cuma pas kita liat gebetan dari jauh.
Nah, si oksitosin ini juga bertanggung jawab buat perasaan euforia yang kita rasain pas jatuh cinta.
Makanya, nggak heran kalau kita jadi sering senyum-senyum sendiri. Selain itu, hipotalamus juga ngehubungin perasaan cinta sama berbagai respon tubuh lainnya, kayak menekan stres dan bikin kita lebih tenang.
Jadi, pas lagi jatuh cinta, kita cenderung jadi lebih happy dan rileks.
Cinta dan Neuron
Cinta romantis tuh datangnya dari neuron magnoselular, atau neuron besar di hipotalamus. Neuron ini ngeluarin lebih banyak oksitosin dibanding neuron kecil yang biasanya berhubungan sama cinta ke teman atau keluarga.
Menurut penelitian Dr. Dölen, pas kita jatuh cinta, otak kita bisa ngeluarin 60.000 sampai 85.000 molekul oksitosin. Beda banget sama cinta ke teman yang cuma ngeluarin 7.000 sampai 10.000 molekul.
Ketika oksitosin dari neuron besar ini dilepas, oksitosin masuk ke aliran darah dan cairan serebrospinal yang mengelilingi otak kita. Oksitosin ini berikatan dengan reseptor di berbagai organ tubuh kita, termasuk otak, kelenjar adrenal, dan lainnya.
Ini yang bikin kita merasa lebih terikat, tenang, dan bahagia. Selain itu, neuron besar ini lebih banyak terlibat dalam perasaan yang intens dan mendalam, sehingga pas jatuh cinta, kita sering merasa dunia serasa milik berdua.
Kenapa Cinta Bikin Bucin?
"Cinta besar itu nge-flood otak kita. Itu kenapa semuanya terasa manis banget—sampai kita nggak sadar dia lupa tutup toilet," kata Dr. Dölen.
Pas kita jatuh cinta, kita cenderung jadi lebih toleran dan gampang maafin kesalahan kecil pasangan. Hal ini karena jumlah oksitosin yang besar bikin kita fokus pada hal-hal positif dan menekan respon stres.
Kita jadi lebih bahagia dan penuh kasih, sehingga kekurangan kecil pasangan jadi nggak begitu berarti.
Sebaliknya, buat cinta ke teman atau keluarga, otak kita ngeluarin oksitosin lebih dikit. Ini karena kita perlu lebih hati-hati dan nilai apakah teman-teman kita bisa dipercaya.
Jadi, oksitosin yang keluar dari neuron kecil ini lebih spesifik dan terbatas, hanya dikirim ke sinaps tertentu di otak dan tidak menyebar luas seperti pada cinta romantis. Hal ini membuat kita tetap waspada dan bisa menilai hubungan dengan lebih objektif.
Cinta emang punya efek luar biasa ke otak kita. Jadi, kalau kamu lagi ngerasa dunia serasa indah banget karena jatuh cinta, itu bukan cuma hatimu yang kerja keras, tapi juga otakmu yang lagi sibuk ngatur semua bahan kimia ajaib itu.
Oksitosin yang dilepas saat jatuh cinta nggak cuma bikin kita merasa bahagia dan terikat, tapi juga bisa menekan stres dan membuat kita lebih rileks. Nikmatin aja perjalanan cintamu, karena cinta itu salah satu keajaiban terbesar yang bisa kita rasain. Happy falling in love, guys!
Posting Komentar