Biografi Marie curie : Peraih Nobel Wanita Pertama

Table of Contents


Ilustrasi Marie Curie. Sumber: Kepedia


Hai jenius people, kalian tahu polonium dan radium di tabel periodik unsur? Penemunya adalah seorang perempuan bernama Marie Curie, seseorang yang penuh perjuangan di bidang kimia dan fisika  sampai meraih dua nobel prize, keren gak tuh.

Sebagai perempuan, terkadang ia menemukan masa-masa sulit, Nah di artikel ini akan membahas biografi dari Marie Curie, bagaimana ia bisa menemukan dirinya di bidang sains. Harapannya artikel ini tentunya agar membuat kamu termotivasi untuk sama-sama berjuang di bidang yang kamu tekuni sekarang.

Kelahiran dan masa kecil

Pasangan Branislawa Skolodowska  dan Wladislaw Skolodowska memiliki 5 anak, Marie curie adalah anak bungsu yang lahir tanggal 7 November 1867 di jalan Freta, Warsawa, Polandia. Saat itu ia masih memiliki nama Maria Salomea Slowdowska.

Orang tua Marie adalah sosok menarik dan cerdas, Ibunya yaitu Branislawa Skolodowska adalah kepala sekolah untuk sekolah privat bagi anak-anak perempuan, sedangkan ayahnya yaitu Wladislaw Skolodowska diangkat menjadi guru fisika dan wakil kepala sekolah di sekolah menengah untuk anak laki-laki.

Sebagai keluarga dengan latar belakang karir pendidik yang kuat, Branislawa Skolodowska  dan Wladislaw Skolodowska menuntut anak-anaknya untuk belajar dan tekun, Marie tidak perlu diberitahu karena pasalnya ia gemar sekali belajar dan membaca, ia juga memiliki ingatan yang baik.

Oleh karenanya saat bersekolah di sekolah privat yang dipimpin Jadwiga sikorska, Marie ditempatkan satu kelas bersama anak-anak yang lebih tua, bersama saudaranya yaitu hela.

Masa-masa sulit tidak luput dari keluarga Marie, tahun 1871 ibunya mengidap penyakit tuberkulosis (TBC), tahun 1872, ayahnya kehilangan pekerjaan sebagai kepala sekolah karena dicurigai oleh pemerintah Rusia karena pro-polandia sehingga keluarga tersebut harus pindah, selanjutnya tahun 1874 saudari Marie yaitu Zosia meninggal karena tipus.

Menahan penyakit TBC bertahun-tahun ibunya akhirnya meninggal di tahun 1878, dan membuat keluarga tersebut sangat bersedih.

Semenjak ibunya meninggal, Marie menjadi pendiam. Jadwiga memberi saran untuk menurunkan satu tingkat agar Marie mempunyai teman seumuran, hal itu ditolak ayahnya, menurutnya Marie hanya membutuhkan tantangan baru, sehingga Marie dipindahkan ke sekolah menengah nomor 3 di Warsawa.

Sekolah barunya tersebut, ia segera berteman dengan Kazia Przyboroska, kemudian dia mengkritik sistem pengajarannya untuk sains tingkat dasar, hingga beberapa gurunya tidak menyukainya karena terlalu keras kepala.

Tanggal 12 Juni 1883, di usia 15 tahun, Marie lulus sekolah menengah sebagai murid terbaik di kelasnya dan memperoleh sebuah medali emas, ayahnya sangat bangga terhadap anak-anaknya.

Keinginan Berkuliah

Alih-alih memikirkan pernikahan seperti kebanyakan wanita kala itu sehabis lulus sekolah menengah, Marie justru tertuju pada pendidikan, sedangkan perguruan tinggi yang berada di daerahnya hanya menerima laki-laki sebagai mahasiswanya, ingin melanjutkan ke paris, eh sayang biayanya tidak ada.

Umur 17 tahun dapat dikatakan periode ‘sulit’ untuk Marie , ekonomi keluarga begitu sulit untuk membiayai perkuliahan dirinya maupun saudaranya. Oleh karena itu, Marie bekerja sebagai guru pengasuh di beberapa rumah di kota Zsczuki.

Hasil yang diperoleh dari pekerjaan tersebut 500 rubles per bulan, sebagian besar dari gajinya digunakan untuk membiayai perkuliahan kakak perempuannya Bronia, pada ilmu kedokteran di Perancis. Hal itulah yang membuat Bronia berjanji dengan Marie, mengurus Marie ketika kembali ingin berkuliah.

Polandia saat itu tidak memperbolehkan wanita untuk menempuh pendidikan, sehingga baik Bronia maupun Marie akan melanjutkan pendidikan di Perancis.

Selain sebagai guru pengasuh, marie meminta izin kepada majikannya untuk membuka kelas privat bagi anak-anak petani yang tidak mampu bersekolah, juga ia banyak belajar tentang kimia di sebuah  perpustakaan pabrik berkat izin dari majikannya.

Selama 5 tahun, Marie Curie kembali ke asalnya kota Warsaw, ia kemudian belajar di universitas informal yang dijalankan oleh patriotis Polandia, Universitas ini wadah belajar yang tidak memandang wanita atau laki-laki.

Universitas ini sangat penting bagi wanita, karena hak untuk pendidikan tinggi wanita di Polandia tidak ada, dengan adanya universitas ini dapat memberikan harapan baru bagi wanita Polandia. Ilmu yang diajarkan pada universitas ini pun sangat relevan dengan minat Marie yaitu terdapat kimia, fisika, psikologi, dan filsafat.

Kuliah di Perancis

Pada November 1891, ia berangkat ke paris dengan kereta api, tujuannya ke paris tentu tanpa sebab, ia mendaftarkan dirinya di Universitas Sorbonne, dengan bidang studi fisika.

Sejak saat itu, namanya yang sebelumnya Maria Skolodowska, untuk menyesuaikan nama yang ada di paris, ia mengganti nama yang dikenal sekarang, yaitu Marie.

Awal ketika masa studinya, ia masih kesulitan dalam mempraktikkan bahasa prancis dan hampir tidak punya waktu untuk berpesta atau mengobrol, sedangkan di apartemen yang ia sewa selalu sibuk entah debat atau tawa oleh teman-temannya dalam bahasa Polandia, bukan bahasa Perancis.

Atas alasan itulah, ia menyewa tempat tinggal sendiri di distrik mahasiswa di paris, kalau sekarang dikenal wilayah latin, tahun-tahun selanjutnya ia juga berpindah-pindah kamar, dari kamar bawah yang lusuh dan dingin ke kamar yang lain.

Sebenarnya di Universitas Sorbonne yang berkuliah sains, jumlah perempuannya memiliki perbandingan 23:2000 mahasiswa, dan Marie adalah perempuan muda pertama yang pernah belajar di tempat itu.

Marie menjadi cemas ketika mendekati tanggal ujian untuk mendapatkan gelar di tahun 1893, namun kecemasan itu sebenarnya tidak perlu, karena Marie berhasil lulus di peringkat satu di antara mahasiswa.

Keluarganya pastilah bangga  ketika sekembalinya Marie ke Polandia ketika liburan musim panas, Jadwiga Dydynska bahkan mengusulkan beasiswa untuk Marie, dan ditawari 600 rubel, yang mana jumlah tersebut cukup, dengan beasiswa tersebutlah Marie mendapatkan gelar keduanya di bidang matematika pada tahun 1894 dan menjadi salah satu lulusan terbaik.

Pada saat itu, Marie haruslah pulang ke Polandia, tawaran untuk bekerja lah yang membuatnya masih bertahan di paris, dalam pekerjaan itu ia menemukan Pierre Curie, sosok lelaki yang akan menjadi suaminya sekaligus partner bekerja dan belajar untuk menemukan polonium dan radium.

Marie curie dan Pierre Curie

Sebenarnya dalam sejarah tentang Marie curie, sewaktu menjadi guru pengasuh, ia jatuh cinta dengan anak dari majikannya, namanya Kazimiers Zorawski, namun tidak direstui hingga hubungan tersebut harus kandas.

Nah barulah ketika mendapatkan pekerjaan dari guru besarnya di Universitas Sorbonne yaitu Gabriel Lippmann, untuk meneliti kemagnetan dari baja, tugas tersebut memberinya beasiswa 600 franc yang sangat cukup untuk biaya sehari-hari serta menyewa tempat tinggalnya selama satu tahun, dalam tugas tersebut ia bertemu dengan Pierre Curie.

Pierre Curie adalah ilmuan yang cerdas dan sama seperti Maire di bidang sains, Pierre Curie adalah ahli dalam kemagnetan dan banyak menciptakan peralatan yang bermanfaat.

Alasan Pierre dan Marie bertemu dikarenakan laboratorium yang sesak dan butuh ruang, hingga profesor Josef Kowalski menyarankan Marie untuk menghubungi kawannya untuk meminta saran, dan orang itu tak lain dan tak bukan adalah Pierre Marie, dan dia berhasil mendapatkan ruangan untuk Marie.

Keduanya benar-benar cocok, pasalnya mereka adalah orang yang memikirkan dan bekerja di bidang sains, dan mereka adalah orang praktisi dibanding hura-hura, tanpa disadari mereka telah jatuh cinta.

Marie dan Pierre memutuskan pergi ke sebuah desa bernama Sceaux dari pusat kota paris, hari itu tanggal 26 Juli 1895, desa tersebut ialah tempat keluarga Pierra tinggal, di sanalah mereka menikah  dengan upacara yang sederhana di balai kota.

Pernikahannya bersama Pierre memberikan kabar gembira berkat kehamilannya di tahun 1897, dan melahirkan anak perempuan yang dinamakan Irene, dan Juni 1905, Marie curie kembali melahirkan anak keduanya bernama Eve Denise Curie.

Bersama Pierre pula, ia menemukan penemuannya yang berhasil memenangkan dua kali nobel prize.

Pierre curie meninggal tanggal 18 April 1906,  karena ditabrak oleh sebuah kereta yang ditarik oleh beberapa kuda, sebelum itu sebelumnya memang Pierre sakit-sakitan karena dampak radiasi.

Penemuan

Ilmuwan dan masyarakat tahun 1896 merasa takjub dengan penemuan Wihelm Rontgen yaitu sinar-X, yang mampu menembus jaringan tubuh manusia. Para ilmuwan meneliti berbagai jenis sinar, atau radiasi, pasalnya mereka menemukan bahwa sinar-x hampir sama dengan sinar cahaya biasa.

Temuan itulah yang membuat seorang Henri Becquerel yang merupakan fisikawan Perancis, mulai tertarik meneliti sinar yang dipancarkan oleh unsur uranium, yang menyatakan bahwa terdapat arus-arus listrik dari uranium, dan ini membuat Marie terinspirasi untuk melanjutkan penelitian Henri Becquerel.

Ia meneliti dan mengkaji arus-arus yang ternyata kecil, dibantu oleh suaminya Pierre yang membuat alat-alat untuk mengukur arus tersebut.

Tahun 1898, Marie mulai meneliti benda lain yang memancarkan sinar, torium dan senyawa-senyawa yang mengandung uranium, salah satu senyawa tersebut adalah bijih uranium, dalam penelitiannya biji uranium memiliki radiasi yang paling kuat, padahal uraniumnya sudah dikeluarkan, sehingga senyawa ini pasti mengandung unsur-unsur lain yang belum dikenal.

Unsur-unsur yang lain tadi, membuat Pierre dan Marie mencoba menemukannya dengan metode spektroskopi sehingga menghasilkan serbuk hitam yang memiliki radiasi 330 lebih tinggi dari uranium, unsur tersebut dinamakan ‘polonium’ yang terinspirasi dari nama ‘Polandia’.

Dari sisa cairan ekstraksi tersebut, Maire masih menemukan radiasi yang ekstrem tersebut, sehingga pasangan suami-istri tersebut menyadari bahwa ada kandungan unsur lain yang memiliki radiasi lebih tinggi dari polonium.

Namanya Radium yang berasal dari bahasa latin ‘rey’ yang artinya sinar, ia menyebutnya seperti itu, lalu elemen radium lebih dikenal dengan nama radioaktif. Penemuan ini membawa Marie, Pierre, dan Henry Becquerel memenangkan nobel pada bidang fisika atas penelitian radioactive, hal inilah yang membuat Marie menjadi wanita pertama yang memenangkan nobel prize.

Kemudian tahun 1911, atas penemuan radium, Marie memenangkan nobel untuk kedua kalinya di kategori kimia. Ia adalah satu-satunya wanita yang memenangkan nobel untuk kedua kalinya, dari penemuannya tersebut banyak menghasilkan penemuan baru termasuk dalam medis yang memanfaatkan radioaktif untuk pengobatan.

Kematian Marie

Marie meninggal tanggal 4 juli 1934, tepat pada usia 66 tahun akibat Aplastic Anemia, yang merupakan salah satu penyakit autoimun yakni tubuh tidak mampu untuk memprodusi sel darah merah yang dibutuhkan oleh tubuh.

Penyakit ini diyakini akibat paparan radiasi dalam jangka waktu yang lama. Pada tahun 1995, jasad Marie dan Pierre dipindahkan ke Patheon paris, yang mana tempat tersebut adalah tempat peristirahatan terbaik untuk pemikir terbaik perancis.

Marie dan Pierre mendidik anak-anaknya menjadi anak yang cerdas dan berkontribusi pada sains maupun sosial dengan sangat besar.

Putri sulungnya yaitu irenne juliot Curie bersama suaminya juga mengikuti jejak kedua orang tuanya, yaitu memenangkan nobel dalam kategori kimia, atas penelitian mereka yang mengidentifikasi positron dan neutron, sedangkan anak bungsunya yaitu Eve menjadi penulis,Eve mendedikasikan dirinya di UNICEF guna membantu anak-anak di negara bekembang.

Namanya pun dikenal oleh banyak orang termasuk presiden Amerika Serikat kala itu yaitu George Bush.

Demikian biografi Marie Curie, semoga memberi manfaat bagi jenius people, seeulagi!


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 






Posting Komentar