Emang ada Orang yang Gak Punya Imajinasi? Ada, Yuk Kenali Aphantasia
Ceritanya dimulai di Exeter, UK tahun 2003. Ada seorang kakek 65 tahun, yang sekarang dikenal sebagai “MX” di literatur sains, mendatangi neurolognya. Abis operasi jantung ringan, doi bangun dan sadar kalau dia gak bisa lagi ngebayangin gambar di pikiran. Gila, kan?
Dokternya, Profesor Adam Zeman, dari University of Exeter Medical School, kebingungan banget. Fenomena ini bahkan gak punya nama, apalagi kriteria diagnostik. Jarang banget ada yang nyebut soal kondisi ini di literatur medis.
Tapi karena kasus aneh itu menarik perhatian media, ceritanya MX jadi viral. Eh, ternyata banyak banget yang ngirim cerita serupa ke Zeman. Ribuan orang kaget kalau ternyata "mata pikiran" itu bukan cuma kiasan buat sebagian besar orang.
Ini bukan kejadian isolasi karena operasi jantung, tapi fenomena yang dialami banyak orang. Akhirnya, 10 tahun setelah MX pertama kali mendatangi Zeman, kondisi ini diberi nama, aphantasia.
Definisi Imajinasi atau "Mind's Eye"
Jadi, punya "mata pikiran" tuh gimana sih? Aphantasia mempengaruhi sekitar 1 dari 50 orang, dan banyak dari mereka yang shock saat tahu kalau orang lain bisa “melihat” hal-hal di pikiran mereka.
Contohnya, beberapa orang dengan aphantasia gak paham gimana “menghitung domba” sebelum tidur. Mereka kira itu cuma ekspresi doang, dan baru sadar pas dewasa kalau orang lain bisa beneran ngebayangin domba tanpa ngelihatnya.
Buat yang biasa pakai imajinasinya, susah banget ngebayangin hidup tanpa itu. Tapi meski tanpa gambar visual, orang aphantasia bisa mengingat informasi yang kelihatannya mustahil buat mereka.
Bahkan, menurut penelitian Bainbridge di 2020, mereka bisa mengingat foto dari ingatan lebih baik daripada orang yang punya imajinasi visual.
Kenali Aphantasia
Penelitian Zeman menemukan bahwa aphantasia bisa terjadi karena cedera atau penyakit, atau memang bawaan lahir. Ada yang bisa mimpi dengan gambar, ada juga yang enggak. Jadi, aphantasia tuh spektrum pengalaman.
Menurut Zeman, itu gak mengejutkan. Otak punya jaringan besar: visual, pengambilan keputusan, memori kerja, perhatian, memori jangka panjang, dan introspeksi. Kalau ada jaringan, pasti bisa rusak dengan berbagai cara, makanya ada lebih dari satu jenis aphantasia.
Aphantasia sulit diukur. Coba bayangin orang nendang bola. Warnanya apa? Kalau bisa ngebayangin bola tapi gak orangnya, apa itu aphantasia? Atau mungkin kamu cuma bisa bayangin hitam putih. Atau gak bener-bener "ngebayangin" tapi lebih ke ngira-ngira aja.
Orang dengan imajinasi visual vivid bakal respon fisik – pupil mereka mengecil – saat ngebayangin sesuatu yang terang. Tapi buat yang aphantasia, ini gak terjadi.
Sampai tahun lalu, peneliti di University of New South Wales's Future Minds Lab menemukan tes biologis pertama buat mengukur vividness imajinasi.
Jawabannya simpel: lihat pupil mereka. Pupil bereaksi terhadap cahaya imajinasi, dan perubahan lebih dramatis terlihat pada mereka yang melaporkan imajinasi vivid.
Kelebihan dan Kekurangan Tidak Punya Imajinasi
Mungkin 1 dari 50 dari kalian merasa kecewa sekarang, baru tahu ada dimensi pengalaman yang hilang dari hidup kalian. Tapi ternyata, gak punya "mata pikiran" gak seburuk itu.
Penelitian Zeman di 2020 menemukan bahwa orang dengan aphantasia banyak di pekerjaan sains dan matematika.
Craig Venter, ahli bioteknologi, bilang kalau kondisi ini bantu dia sukses di bidangnya. Mereka bisa memimpin tim kompleks tanpa perlu detail memori fakta.
Orang dengan aphantasia juga hampir gak bisa ditakutin. Studi 2021 menunjukkan bahwa level konduktivitas kulit mereka – yang harusnya naik saat stres atau takut – hampir datar. Tanpa imajinasi, pikiran gak akan punya efek emosional yang kuat.
Mungkin ini juga alasan kenapa aphantasia seringkali dikaitkan dengan kemampuan move on dari trauma masa lalu.
Tanpa harus menghidupkan kembali memori menyakitkan, mereka lebih mudah move on.
Zeman dan banyak orang dengan aphantasia gak nganggap ini masalah. "Kalau ada pil yang bisa bikin kamu visualisasi selamanya, aku mungkin gak bakal mau ambil risiko," kata Thomas Ebeyer, salah satu orang pertama yang diteliti Zeman.
Dan setelah lebih dari 15 tahun sejak MX pertama datang ke praktiknya, Zeman setuju. "Ini bukan gangguan, ini variasi pengalaman manusia yang menarik."
Artikel ini dikutip menurut IflSciencie
Posting Komentar