Jangan Membuang Sampah Popok Bayi di Sungai, Bahaya!

Table of Contents

 

Foto Popok Bayi. Sumber: Pixabay

Opini-Jenius people pernah mendengar mitos “bayi yang sakit akan sembuh jika popoknya dibuang ke sungai” atau “kalau popoknya terbakar, maka pantat bayinya akan suleten”?

Baru kali ini saya mendengar mitos/pamali yang tidak punya manfaat secara tersirat, kalau pamali makan di pintu, okai saya sangat mengerti, makan di depan pintu secara etika emang gak sopan. Nah kalau membuang popok ke sungai? Apa ada?

Selama saya di Indonesia, di mana pun saya berada entah di Jawa maupun Sulawesi selalu melihat popok di sungai, atau bahkan pernah melihat langsung ibu-ibu yang membuang  sampah popok anaknya ke sungai

Masalahnya bukan perkara mitos atau pamali tapi ini tentang lingkungan yang tercemari, selain itu juga bisa membahayakan kesehatan apabila sungai tersebut mungkin sebagai tempat air minum atau penggunaan yang intens dalam sehari-hari.

Okai, di artikel ini akan saya bahas tentang sampah popok dari sisi kimia dan bahaya yang bisa jenius people jumpai.

Bahan Sampah popok bayi pada umumnya

1. Pada lapisan luar popok, terdapat bahan yang mencegah kebocoran dari BAK bayi, bahan yang biasa digunakan seperti polietilen atau polipropilena.

Bahan tersebut merupakan polimer atau plastik, maka tidak heran kalau popok merupakan produk yang susah terurai, kan bahannya saja terdiri dari plastik!

2. Jika popok bayi dibuka/dirobek, maka terdapat bahan khusus untuk menyerap cairan yang memiliki daya penyerap yang sangat kuat, masih ingatkan iklannya? Dituang 3-4 gelas cairan bahkan tidak bocor.

Bahan tersebut adalah sodium polyacrylate yang tergolong dalam polimer superabsorben alias penyerap super dari polimer, sedangkan jenius people tahu polimer itu susah terurai.

3. Lapisan dalam merupakan lapisan yang  bersentuhan langsung dengan kulit bayi, contohnya bahan non woven, yang berfungsi memberi kenyamanan bayi dan tidak menimbulkan ruam pada kulit bayi.

4. Bahan lainnya seperti bahan elastik yang terdapat pada bagian pinggang dan paha, bahan tersebut dapat mencegah kebocoran, sebab bahannya adalah lateks atau poliuretan yang juga masih tergolong polimer.

 

Bahaya  Ketika Dibuang di Sungai

Seperti yang jenius people baca diatas, bahwa bahan popok hampir semuanya adalah polimer, selain lapisan dalam yaitu bahan non woven agar bayi tetap nyaman.

Ketika dihadapkan pada situasi menjunjung tinggi mitos atau pamali tersebut, yakni membuang sampah popok pada sungai, jenius people bisa sedikit menerawang bahanya dari penjabaran bahan tersebut.

Supaya jelas, disini saya akan sampaikan bahaya dari bahan yang saya sebutkan, yaitu:

1. Polusi lingkungan

Tau tidak sampah popok bayi itu sangat susah terurai sebab bahannya saja dari polimer, setidaknya membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.

Sedangkan jenius people tahu bahwa kepercayaan mitos atau pamali tersebut masih  dilakukan masyarakat hingga sekarang, dari mana sih sebenarnya korelasi pamali tersebut?

Katanya kulit bayinya akan melepuh jika tidak dibuang di sungai, atau jika sakit bayinya tidak bakal sembuh.

Misal seorang bayi memakai popok sekali pakai itu setengah hari mungkin, estimasi dia BAK minimal 5 kali, yah berarti kulitnya bersentuhan secara langsung dengan air seni- nya selama berjam-jam.

Coba pikir, gimana tidak iritasi itu kulitnya?

Nah orang tuanya memikirkan solusi yang sangat tidak bijak dengan membuang sampah popok ke sungai.

Kalau dalam sehari saja setiap bayi memakai  2 popok, satu daerah mungkin terdapat 10 bayi, berarti dalam sehari sudah menyumbang 20 sampah popok ke sungai, lalu 10 bayi tersebut memakai popok dalam kurun waktu 2-3 tahun, maka terjadilah kerusakan lingkungan di sungai tersebut.

Satu popok membutuhkan ratusan tahun untuk terurai tapi dibuang ke sungai, selama beberapa tahun selanjutnya yah kalau bukan sungainya dipenuhi popok, air sungainya mungkin sudah tercemar.

Mengganggu aliran air

Bahan popok yang paling utama adalah polyacrylate yang memiliki daya serap cairan tinggi, lalu dibuang ke sungai.

Coba pikir dulu yah, popok itu emang menyerap cairan, dan tidak bocor. Lalu bagaimana kalau dibuang ke sungai yang dasarnya penuh air? Jelas popok tersebut akan  membesar karena dia menyerap air sebanyak-banyaknya.

Hal itu akan membuatnya memiliki bobot yang besar ketimbang popok tanpa ada cairan didalamnya. Lalu apa hubungannya dengan mengganggu aliran air?

Popok tersebut memiliki bobot yang berat maka aliran air akan kesulitan untuk membawanya, maka jangan heran ketika jenius people melihat popok di sungai yang hanya terletak disitu-situ saja.

Selain itu, karena besar dan bobotnya itu, maka bisa menyumbat saluran air dan sistem drainase,dan bisa saja menimbulkan banjir karena terganggunya aliran air.

Karena itu, jangan heran yah jenius people kalau ketika banjir bertemu sampah popok yang bandel ini, hha.

Mengancam Kesehatan

Apabila sungai tersebut digunakan untuk  kebutuhan sehari-hari, misal sumber minum, mandi, mencuci, dan sebagainya, tetapi masih digunakan sebagai pembuangan sampah popok maka bisa saja menimbulkan dampak kesehatan.

Limbah popok mengandung bakteri yang jika dikonsumsi bisa menyebabkan diare atau penyakit serius lainnya, lalu jika digunakan untuk mandi maka bisa menimbulkan penyakit kulit seperti gatal-gatal atau iritasi.

Polimer dari popok bisa saja juga masuk ke air yang jenius people minum dari sungai, polimer bisa menimbulkan penyakit tumor dan kanker.

Mengganggu Ekosistem

Polimer tersebut bisa saja mengganggu hewan yang hidup di sungai, seperti ikan yang mungkin didalamnya sudah terkontaminasi polimer.

Bisa juga karena sungai tercemar maka hewan yang seharusnya masih hidup, tetapi kenyataannya sudah tidak bisa ditinggali, atau beracun untuk hewan itu sendiri.

Solusi

1. jangan buang sampah popok ke sungai

Solusi ini sudah sangat jelas, karena masalah utamanya adalah masyarakat masih meyakini sampah popok untuk dibuang ke sungai, alih-alih ke tempat sampah sebenarnya.

Saya sangat berharap, jenius people yang membaca artikel ini setidaknya cerdas dan memahami bahwa tindakan tersebut tidak dibenarkan

2. Ganti jenis popok

Popok yang dibuang ke sungai umumnya adalah popok sekali pakai yang berbahan polimer, namun sebenarnya terdapat popok yang bisa digunakan berkali-kali, seperti popok kain, yang bahkan sudah ramah lingkungan.

3. Daur Ulang Popok sekali pakai untuk pupuk

Sampah popok tidak selamanya menimbulkan dampak negatif, produk tersebut masih bisa didaur ulang dengan menjadikannya popok.

Tapi yah itu, jangan jijik!

Dilansir dari paktanidigital, bahan yang diambil adalah bahan yang mempunyai daya serap tinggi, yakni sodium polyacrylate yang berbentuk gel dari popok.

Gel tersebut terbentuk dari air seni, nah air seni merupakan ammonia yang bagus untuk tanaman, namun dalam kasus sampah popok, amonia yang terkandung juga dapat merusak tanaman.

Oleh karenanya, gel tersebut dicampur dengan MOL (mikroorganisme lokal) dan akan mengalami fermentasi selama 10-14 hari, setelah itu maka pupuk dari sampah popok sudah siap digunakan. Membuatnya sangat mudah bukan?


 


Posting Komentar